Technology

Robot Humanoid Polri: Cuma Buat Interaksi & Edukasi? Ini Faktanya!

Jakarta – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menampilkan kecanggihan teknologi dalam perayaan Hari Bhayangkara ke-17. Sebanyak 30 unit robot modern dipamerkan dalam sebuah defile yang memukau di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, pada Selasa, 1 Juli 2025. Atraksi ini meliputi 10 unit robot humanoid yang menyerupai bentuk manusia, 13 robodog atau robot anjing, serta tujuh robot penjinak bom, menunjukkan visi Polri terhadap pemanfaatan teknologi di masa depan.

Inspektur Pengawasan Umum Polri, Komisaris Jenderal Dedi Prasetyo, menjelaskan bahwa setiap jenis robot memiliki peran strategis yang berbeda dalam mendukung tugas kepolisian. Menurut keterangan yang diterima pada Rabu, 2 Juli 2025, robot humanoid dirancang khusus untuk interaksi publik dan fungsi edukasi, memungkinkan Polri berkomunikasi lebih efektif dengan masyarakat. Sementara itu, robodog difokuskan untuk pemantauan area kompleks dan deteksi dini bahaya, sedangkan robot penjinak bom didedikasikan untuk penanganan bahan peledak di lokasi berisiko tinggi.

Lebih lanjut, Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa integrasi robotrobot ini ke dalam operasional kepolisian akan dilakukan secara bertahap. Saat ini, seluruh unit masih berada dalam fase demonstrasi dan sosialisasi yang akan berlangsung hingga tahun 2026. Fase berikutnya akan melibatkan pelatihan mendalam bagi personel kepolisian serta riset bersama dengan universitas mitra. Adapun fase terakhir berupa uji coba terbatas di lokasi-lokasi vital seperti Samsat, Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), dan layanan informasi di Markas Besar Polri atau Polda.

Oleh karena itu, Dedi menegaskan bahwa kehadiran robot dalam parade yang berlangsung pada Selasa lalu tidak berarti robotrobot tersebut langsung difungsikan untuk membantu tugas kepolisian secara aktif. “Kami sedang menyesuaikan kebutuhan lapangan dengan teknologi yang ada. Robot adalah mitra strategis kami, bukan pengganti peran manusia,” ujarnya, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara manusia dan teknologi.

Dalam pantauan Tempo, parade robot canggih tersebut disaksikan langsung oleh para pejabat tinggi negara, termasuk Presiden Prabowo Subianto, Panglima TNI Agus Subiyanto, serta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang menunjukkan dukungan terhadap inisiatif Polri dalam mengadopsi kemajuan teknologi. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Trunoyudo Wisnu Andiko, menambahkan bahwa robot humanoid yang dipamerkan mampu melakukan berbagai aktivitas seperti berlari, baris-berbaris, hingga memberi hormat, lengkap dengan atribut kepolisian seperti topi baret dan rompi. Trunoyudo mengklaim, kehadiran robotrobot ini merupakan wujud nyata dari komitmen Polri dalam mengadopsi dan memanfaatkan kemajuan teknologi modern demi mewujudkan pelayanan kepolisian yang lebih maju dan efektif.

Ringkasan

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memamerkan 30 unit robot modern, terdiri dari 10 robot humanoid, 13 robodog, dan 7 robot penjinak bom, dalam perayaan Hari Bhayangkara ke-17 pada 1 Juli 2025. Robot humanoid dirancang untuk interaksi publik dan fungsi edukasi. Sementara itu, robodog difokuskan untuk pemantauan area, dan robot penjinak bom didedikasikan untuk penanganan bahan peledak di lokasi berisiko tinggi.

Integrasi robot-robot ini ke dalam operasional kepolisian akan dilakukan secara bertahap, dengan fase demonstrasi dan sosialisasi berlangsung hingga tahun 2026. Saat ini, kehadiran robot dalam parade belum berarti langsung difungsikan untuk membantu tugas kepolisian secara aktif. Polri menekankan bahwa robot adalah mitra strategis, bukan pengganti peran manusia, sebagai wujud komitmen dalam mengadopsi teknologi modern untuk pelayanan yang lebih efektif.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button