Politics

Trump: Serangan Iran Bisa Lebih Dahsyat dari Hiroshima-Nagasaki!

Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memicu perdebatan dengan pernyataannya yang menyamakan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran di tengah Perang Iran-Israel dengan penjatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pernyataan kontroversial ini disampaikannya sebagai upaya Amerika Serikat untuk mengakhiri Perang Dunia II.

Dalam pertemuan puncak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Den Haag, Belanda, pada Rabu, 25 Juni 2025, Trump menjelaskan analoginya. “Sebenarnya, jika Anda melihat Hiroshima, jika Anda melihat Nagasaki, Anda tahu bahwa itu juga mengakhiri perang,” ujar Trump, seperti dikutip Gulf News. Ia menambahkan, “Ini mengakhiri perang dengan cara yang berbeda, tetapi sangat menghancurkan.”

Perbandingan yang dilontarkan Trump merujuk pada babak kelam dalam sejarah modern, ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom nuklir pertama, yang dijuluki Little Boy, ke Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Serangan itu merupakan strategi untuk memaksa Jepang menyerah tanpa syarat dan mengakhiri Perang Dunia II. Hanya tiga hari berselang, bom atom kedua dijatuhkan di Kota Nagasaki, yang kemudian diikuti dengan penyerahan diri Jepang kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

Dampak kemanusiaan dari serangan bom atom di kedua kota itu sangatlah mengerikan. Menurut Radiation Effects Research Foundation (RERF), sebuah lembaga penelitian kolaborasi Amerika-Jepang yang mengkaji efek kesehatan dari radiasi bom atom, serangan tersebut menewaskan antara 150.000 hingga 246.000 jiwa pada akhir tahun 1945. Lebih lanjut, hingga saat ini, lebih dari 90.000 penduduk menderita kanker dan leukemia akibat paparan radiasi nuklir, dan sebagian di antaranya telah meninggal dunia.

Kembali ke isu terkini, Presiden Donald Trump memang sangat yakin bahwa serangan Amerika dalam ‘Operasi Godam Tengah Malam’ pada Ahad, 22 Juni 2025, telah berhasil menghancurkan fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Namun, keyakinan Trump ini bertentangan dengan laporan intelijen dan analisis para ahli nuklir yang menyimpulkan sebaliknya, bahwa serangan tersebut gagal menghancurkan fasilitas nuklir target.

Pilihan editor:

  • Siapa Bakal Menang dalam Perang Iran-Israel
  • Kisah Warga Indonesia di Tengah Perang Iran-Israel

Ringkasan

Donald Trump memicu perdebatan dengan pernyataannya yang menyamakan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran dengan penjatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Ia menyampaikan analogi ini saat KTT NATO, merujuk pada bom atom yang mengakhiri Perang Dunia II. Bom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki tiga hari kemudian menewaskan ratusan ribu jiwa serta menyebabkan dampak radiasi jangka panjang.

Kembali ke isu terkini, Trump meyakini “Operasi Godam Tengah Malam” pada 22 Juni 2025 telah berhasil menghancurkan fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Namun, keyakinan tersebut bertentangan dengan laporan intelijen dan analisis para ahli nuklir. Mereka menyimpulkan bahwa serangan itu gagal menghancurkan fasilitas target.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button