Family And Relationships

Cemas Pasangan Selingkuh? Tips Psikolog Atasi Ketakutan & Jaga Hubungan

Kecurigaan akan perselingkuhan pasangan sering kali memicu dorongan kuat untuk memantau setiap gerak-geriknya. Namun, pendekatan ini justru dapat memperparah kondisi hubungan. Dr. Aria Campbell-Danesh, seorang psikolog klinis, menawarkan strategi yang berbeda dan lebih efektif untuk mengatasi kecemasan dalam hubungan asmara.

Bagi banyak individu, ketakutan akan pasangan selingkuh menjadi beban stres harian yang mendalam. Respons spontan yang sering muncul adalah memeriksa ponsel pasangan, melacak lokasi mereka, atau melancarkan interogasi terus-menerus. Sikap ini dipercaya dapat mencegah atau mengungkap potensi perselingkuhan.

Namun, Dr. Aria Campbell-Danesh, seorang psikolog kenamaan asal Inggris, berpandangan bahwa pola perilaku semacam ini justru memperlebar jurang emosional antara kedua belah pihak. Ia menegaskan bahwa kecenderungan untuk mengontrol pasangan karena rasa takut akan perselingkuhan dapat menjadi bumerang. Langkah ini tidak hanya merusak keintiman yang telah terbangun, tetapi juga berisiko besar membuat hubungan semakin renggang dan rapuh.

Campbell-Danesh mengingatkan bahwa ketakutan akan pengkhianatan sering kali mendorong seseorang pada kondisi hiperwaspada. Tindakan seperti memasang perangkat pelacak, memeriksa percakapan pribadi, atau menaruh curiga pada setiap keterlambatan, pada akhirnya hanya akan menambah tingkat kecemasan diri sendiri. Lingkaran setan ini justru menghambat upaya membangun hubungan yang stabil dan sehat.

Alih-alih mencegah pasangan selingkuh, cara-cara kontrol ini berpotensi besar menciptakan jarak emosional dan memperkuat ketidakpercayaan dalam hubungan. “Kalau seseorang memang akan selingkuh, mereka akan menemukan caranya. Tidak ada pengawasan yang bisa benar-benar menghentikannya,” tegas Campbell-Danesh, seperti dikutip Newsweek pada Minggu (22/5/2025).

Dalam perspektif Campbell-Danesh, kontrol bukanlah solusi sejati untuk masalah kecemasan ini. Sebaliknya, ia menyarankan agar kita memberikan ruang bagi pasangan untuk menunjukkan karakter dan komitmen mereka melalui tindakan nyata. Pendekatan ini memungkinkan pasangan untuk membuktikan diri tanpa tekanan atau pengawasan berlebihan.

Fokus utama yang ditekankan bukanlah pada bagaimana mengendalikan pasangan, melainkan pada bagaimana kita merespons ketidakpastian dalam hubungan dengan ketenangan batin. Menurutnya, rasa takut ditinggalkan atau diselingkuhi sering kali berakar dari luka emosional masa lalu yang belum sepenuhnya sembuh. Oleh karena itu, langkah krusial adalah memahami dan menyembuhkan akar emosional dari rasa takut tersebut dari dalam diri.

Langkah penting berikutnya adalah mengalihkan fokus dari eksternal ke internal. Daripada terus-menerus mengawasi pasangan, jauh lebih produktif untuk memperhatikan kualitas komunikasi dalam hubungan, menetapkan batasan pribadi yang sehat, dan menguatkan nilai-nilai yang ingin kita jaga dalam diri sendiri dan interaksi dengan pasangan.

“Percayalah, bukan karena buta, tapi karena pasangan menunjukkan konsistensi yang bisa diandalkan,” ujar Campbell-Danesh. Ia menambahkan bahwa kepercayaan sejati bukanlah lompatan tanpa dasar, melainkan dibangun dari serangkaian momen kecil yang konsisten dan dapat diandalkan setiap harinya. Ini adalah fondasi kuat yang menopang sebuah hubungan.

Riset psikologi menunjukkan bahwa individu yang mengarahkan energi mereka pada tindakan dan perubahan diri sendiri, daripada mencoba mengendalikan orang lain, cenderung mengalami tingkat kecemasan yang lebih rendah. Mereka juga menunjukkan ketahanan emosional yang lebih tinggi dalam menghadapi dinamika dan masalah dalam hubungan. Kejelasan dalam komunikasi dan keyakinan terhadap nilai-nilai pribadi dapat menjadi sumber kekuatan internal yang signifikan dalam menghadapi ketidakpastian.

Campbell-Danesh menyebut pendekatan ini sebagai prinsip stoik yang sederhana namun sangat kuat. Ketenangan batin atau damai datang dari fokus pada apa yang sepenuhnya berada dalam kendali kita, dan melepaskan hal-hal yang berada di luar kuasa kita. Dalam konteks mengatasi rasa takut pasangan selingkuh, ini berarti membiarkan pasangan secara aktif membuktikan apakah mereka memang bisa dipercaya, bukan memaksa mereka memberikan bukti melalui pengawasan yang ketat.

10 Tanda Suami Kapok Selingkuh dan Masih Mencintai Istri Sepenuh Hati

Kepercayaan memang sebuah pilihan yang disengaja, namun pada saat yang sama, ia juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh melalui tindakan dan konsistensi. Dengan memberi pasangan ruang untuk menunjukkan komitmen dan integritas mereka, kita tidak hanya berhasil mengurangi tingkat kecemasan pribadi, tetapi juga turut membangun hubungan yang kokoh, berlandaskan pada kesadaran dan nilai-nilai saling menghormati.

Jadi, jika Anda sedang dihantui oleh rasa takut bahwa pasangan selingkuh, cobalah untuk menenangkan pikiran dan alihkan fokus pada pengembangan diri. Karena pada akhirnya, ketenangan batin dan kejelasan mengenai diri sendiri adalah fondasi utama dari sebuah hubungan cinta yang sehat, kuat, dan tahan lama.

Ringkasan

Kecemasan akan perselingkuhan pasangan sering memicu perilaku kontrol seperti memantau atau menginterogasi, namun psikolog Dr. Aria Campbell-Danesh menyatakan bahwa pendekatan ini justru merusak keintiman. Tindakan pengawasan berlebihan tidak mencegah perselingkuhan, melainkan memperlebar jarak emosional dan meningkatkan kecemasan diri sendiri, karena fokus pada kontrol eksternal akan menjadi bumerang bagi hubungan.

Untuk mengatasi ketakutan ini, disarankan untuk mengalihkan fokus dari mengendalikan pasangan ke penyembuhan luka emosional diri sendiri, serta meningkatkan kualitas komunikasi dan menetapkan batasan sehat. Kepercayaan sejati dibangun dari konsistensi tindakan pasangan yang dapat diandalkan, bukan dari pengawasan ketat, yang pada akhirnya akan membangun hubungan yang kokoh dan sehat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button