Prabowo Gebrak BRICS: Usulkan Compact Ekonomi Selatan-Selatan!

RIO DE JANEIRO – Presiden Prabowo Subianto mengusulkan sebuah inisiatif penting: Kerja Sama Ekonomi Selatan-Selatan (South-South Economic Compact), yang digerakkan oleh negara-negara anggota BRICS. Usulan ini bertujuan untuk membuka akses yang lebih luas bagi negara-negara berkembang yang dikenal sebagai Global South.
Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, menjelaskan bahwa usulan Presiden Prabowo pada KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7/2025) adalah agar negara-negara BRICS menjadi lokomotif. “Tujuannya adalah agar negara-negara BRICS menjadi motor untuk memberikan akses lebih luas kepada negara-negara Global South untuk perdagangan, dan juga lebih mengintegrasikan perekonomiannya menjadi bagian dari supply chain,” ujar Wamenlu Arrmanatha, membagikan detail usulan krusial tersebut.
Presiden Prabowo didampingi oleh Wamenlu Arrmanatha, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam rangkaian acara KTT BRICS yang berlangsung pada 6-7 Juli 2025. Pertemuan puncak ini sebagian besar berlangsung tertutup, namun sempat dibuka saat sambutan dari tuan rumah sekaligus Ketua BRICS 2025, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.
Kehadiran Presiden Prabowo pada KTT BRICS kali ini menandai pertama kalinya sebagai anggota penuh. Sambutan khusus pun diberikan oleh Presiden Lula dalam pembukaan KTT, menggarisbawahi pentingnya kehadiran Indonesia dalam forum global ini.
Dalam pertemuan puncak BRICS tahun ini, negara-negara anggota sepakat bahwa BRICS harus memimpin negara-negara Global South untuk memperkuat kembali multilateralisme. Konsensus ini muncul di tengah keyakinan bahwa sistem multilateralisme saat ini semakin terkikis dan ditinggalkan. Arrmanatha menekankan, “Diharapkan BRICS bisa bersatu, menyatukan negara-negara Global South, untuk terus mengingatkan bahwa hukum internasional, sistem multilateral yang kuat itu dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, untuk bisa menciptakan situasi kondusif untuk pembangunan.”
KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro dihadiri oleh para pemimpin dan perwakilan penting. Mereka termasuk para pendiri BRICS seperti Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Perdana Menteri China Li. Selain itu, hadir pula perwakilan dari anggota penuh lainnya, yakni Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, dan Perdana Menteri Mesir Mustafa Madbouly. Negara anggota baru juga turut hadir, di antaranya Presiden Uni Emirat Arab Khalid bin Mohamed bin Zayed al Nahyan, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Aragchi. Presiden Prabowo sendiri mendapatkan giliran berbicara pada urutan keenam, setelah PM China, dalam sesi KTT BRICS pada hari Minggu.
Hasil dari pertemuan bersejarah ini kemudian dirangkum dalam Deklarasi Rio de Janeiro. Deklarasi ini tidak hanya menyoroti pentingnya reformasi tata kelola global dan penguatan multilateralisme, tetapi juga secara tegas mengecam serangan Israel terhadap Iran. Selain itu, deklarasi tersebut mendesak Israel untuk segera menghentikan aksinya menggunakan kelaparan sebagai senjata terhadap warga Palestina di Gaza, menunjukkan komitmen BRICS terhadap isu-isu kemanusiaan dan perdamaian global.
BRICS, yang secara resmi terbentuk pada tahun 2009, kini merepresentasikan sekitar 40 persen dari total populasi dunia dan menyumbang sepertiga dari perekonomian global. Dengan kekuatan ekonomi dan demografi yang signifikan ini, peran BRICS semakin vital dalam membentuk tatanan dunia. Indonesia sendiri secara resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada 6 Januari 2025, menandai langkah strategis dalam diplomasi dan ekonomi negara.
Ringkasan
Presiden Prabowo Subianto mengusulkan “Kerja Sama Ekonomi Selatan-Selatan” yang digerakkan oleh negara-negara BRICS. Inisiatif ini bertujuan untuk membuka akses perdagangan dan mengintegrasikan perekonomian negara-negara Global South ke dalam rantai pasok global. Usulan disampaikan pada KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, yang menandai kehadiran pertamanya sebagai anggota penuh setelah Indonesia resmi bergabung pada Januari 2025.
Pada KTT tersebut, negara-negara anggota BRICS sepakat untuk memimpin negara-negara Global South dalam memperkuat multilateralisme. Mereka berharap BRICS dapat bersatu untuk mengingatkan pentingnya hukum internasional dan sistem multilateral yang kuat bagi pembangunan. Hasil pertemuan dirangkum dalam Deklarasi Rio de Janeiro, yang juga mengecam serangan Israel dan mendesak penghentian penggunaan kelaparan di Gaza.