GJTL Bagi Dividen! Analis Ungkap Rekomendasi Saham Gajah Tunggal

JAKARTA – Emiten produsen ban terkemuka, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), telah secara resmi mengumumkan keputusan untuk membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2024. Total dividen yang akan didistribusikan mencapai Rp 174,22 miliar, merepresentasikan 14,75% dari total laba bersih perusahaan yang mencapai Rp 1,18 triliun.
Setiap investor pemegang saham GJTL akan berhak memperoleh dividen sebesar Rp 50 per saham. Mengacu pada harga penutupan saham GJTL pada perdagangan Kamis (3/7) di level Rp 1.115 per saham, potensi yield dividen yang ditawarkan oleh emiten ini diperkirakan mencapai 4,48%. Jadwal penting bagi investor adalah tanggal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi yang ditetapkan pada Jumat (4/7), sedangkan tanggal ex dividen di pasar yang sama jatuh pada 7 Juli. Pembayaran dividen tunai ini dijadwalkan akan dilakukan pada 30 Juli 2025.
Menanggapi pengumuman dividen ini, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menyampaikan pandangannya. Menurut Wafi, potensi yield dividen yang ditawarkan GJTL terbilang cukup menarik, meskipun bukan yang tertinggi di pasar. Ia juga menilai bahwa rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) GJTL yang berada di level 14,75% tidak menjadi kekhawatiran bagi investor. Hal ini karena GJTL memiliki alokasi lain untuk sisa laba tahun berjalan, yakni untuk mendukung rencana ekspansi perusahaan maupun upaya deleveraging atau pengurangan utang.
Dari sisi fundamental, Wafi turut menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi oleh GJTL. Perlambatan di industri otomotif, seperti penurunan penjualan mobil nasional, berpotensi menggerus permintaan ban baru. Namun, GJTL tetap memiliki keunggulan kompetitif. Emiten ini mampu mengandalkan penjualan ban untuk segmen replacement atau ban pengganti, mengingat tingginya populasi kendaraan bermotor yang beredar di Indonesia.
Selain itu, tren penurunan produksi karet nasional juga berpotensi menjadi sentimen negatif bagi GJTL, mengingat karet merupakan bahan baku utama dalam produksi ban. Kendati demikian, selama GJTL mampu mengelola dan mengamankan pasokan bahan baku dengan baik, kelangsungan usaha emiten ini diyakini tetap terjaga. Risiko lain yang perlu dicermati adalah potensi kenaikan harga bahan baku itu sendiri, yang dapat menekan margin keuntungan perusahaan.
Berdasarkan analisis tersebut, Muhammad Wafi merekomendasikan “trading buy” untuk saham GJTL, dengan menetapkan target harga di level Rp 1.200 per saham. Kinerja keuangan terbaru GJTL pada kuartal I-2025 menunjukkan adanya penurunan pendapatan sebesar 1,56% secara year on year (yoy) menjadi Rp 4,40 triliun. Namun, di sisi lain, GJTL berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih yang signifikan sebesar 4,13% yoy, mencapai Rp 353 miliar.
Ringkasan
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 174,22 miliar dari laba bersih tahun buku 2024, yang setara Rp 50 per saham. Jumlah ini merepresentasikan 14,75% dari total laba bersih dan menawarkan potensi yield 4,48%. Jadwal penting bagi investor meliputi tanggal cum dividen pada 4 Juli, ex dividen pada 7 Juli, dengan pembayaran dividen dijadwalkan pada 30 Juli 2025.
Analis Muhammad Wafi menilai potensi yield ini menarik, dan rasio pembayaran dividen yang 14,75% tidak menjadi kekhawatiran karena alokasi laba lainnya untuk ekspansi dan pengurangan utang. Meskipun menghadapi tantangan seperti perlambatan industri otomotif dan penurunan produksi karet, GJTL memiliki keunggulan dari penjualan ban pengganti. Wafi merekomendasikan “trading buy” untuk saham GJTL dengan target harga Rp 1.200, didukung pertumbuhan laba bersih 4,13% yoy di Kuartal I-2025.