Tinggal Mandiri: 7 Manfaat Tak Terduga untuk Pasangan Muda

Top Indo Apps – Belajar hidup mandiri adalah langkah krusial bagi pasangan menikah untuk tumbuh bersama, belajar menyelesaikan konflik, dan secara aktif membentuk ritme kehidupan rumah tangga mereka sendiri.
Keputusan pasangan untuk tinggal mandiri setelah menikah tidak hanya membawa dampak positif pada relasi suami-istri, tetapi juga pada pembentukan pola asuh anak kelak.
Psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi., menegaskan bahwa pasangan yang hidup mandiri cenderung lebih mampu membentuk pola asuh yang konsisten dan stabil secara emosional bagi buah hati mereka.
“Pasangan yang tinggal mandiri memiliki kebebasan lebih besar dalam merancang pola asuh yang sesuai dengan nilai, prinsip, dan visi pendidikan anak yang mereka sepakati bersama,” ujar Meity kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Sebaliknya, jika tinggal bersama keluarga besar, proses pengasuhan sering kali terganggu oleh beragam pendapat yang mungkin tidak sejalan dengan visi pasangan sebagai orangtua baru.
Pola asuh yang lebih stabil saat pasangan tinggal mandiri
Meity lebih lanjut menjelaskan, salah satu keuntungan signifikan dari tinggal terpisah dari orangtua adalah terciptanya ruang aman bagi pasangan untuk menyelami dan mengenal ritme hidup bersama. Dari sana, mereka dapat membangun keputusan bersama secara sadar dan saling belajar dalam peran sebagai ayah dan ibu.
Dalam kondisi ini, pola asuh anak pun terbentuk secara lebih terarah, konsisten, dan penuh kesepakatan, sebab hanya ada satu komando utama dalam pengasuhan: ayah dan ibu.
“Tinggal mandiri membantu memantapkan identitas keluarga inti sebagai ‘kami’, serta menjaga ritme yang stabil dan prediktif bagi anak,” tambah Meity.
Risiko jika tinggal bersama keluarga besar
Jika pasangan memilih untuk tinggal bersama orangtua, potensi konflik dalam pola asuh akan meningkat signifikan. Anak bisa menerima banyak arahan yang berbeda dari berbagai figur dewasa di rumah, seperti kakek, nenek, paman, atau bibi. Situasi ini memunculkan fenomena conflicting authority, di mana anak menjadi bingung harus mengikuti arahan siapa.
“Anak menerima arahan yang berbeda-beda dari figur dewasa di rumah, sehingga membingungkan dan melemahkan efektivitas pola asuh,” terang Meity.
Selain itu, pasangan bisa merasa tidak percaya diri dalam mengambil keputusan pengasuhan sendiri akibat tekanan dari orang yang lebih tua. Akibatnya, keputusan pengasuhan justru menjadi warisan semata, bukan hasil diskusi dan kesepakatan bersama yang mandiri.
Mandiri bukan berarti memutus hubungan
Meskipun sangat menganjurkan pasangan untuk tinggal mandiri, Meity menekankan bahwa hal ini sama sekali bukan berarti memutus hubungan dengan keluarga besar. Justru sebaliknya, pola relasi yang sehat harus tetap dijaga, namun dengan batasan peran yang jelas dan saling menghormati.
Tinggal mandiri memberikan ruang esensial bagi pasangan untuk belajar dari setiap kesalahan, membangun kepercayaan diri sebagai orangtua, dan secara aktif menciptakan pola hidup yang mereka yakini paling sesuai dan optimal bagi perkembangan keluarganya.
Ringkasan
Tinggal mandiri adalah langkah krusial bagi pasangan menikah untuk tumbuh bersama, belajar menyelesaikan konflik, dan membentuk ritme kehidupan rumah tangga. Psikolog Meity Arianty menjelaskan bahwa pasangan yang hidup mandiri cenderung mampu membentuk pola asuh yang konsisten dan stabil, sebab mereka memiliki kebebasan merancang pola asuh sesuai nilai dan visi bersama. Kondisi ini menciptakan ruang aman bagi pasangan untuk mengenal ritme hidup dan membangun keputusan bersama dalam peran sebagai orang tua.
Sebaliknya, tinggal bersama keluarga besar dapat menimbulkan konflik pola asuh dan fenomena conflicting authority, di mana anak menerima arahan berbeda dari banyak figur dewasa. Ini membingungkan anak dan melemahkan efektivitas pola asuh, bahkan membuat pasangan tidak percaya diri dalam mengambil keputusan pengasuhan. Penting ditekankan, mandiri bukan berarti memutus hubungan, melainkan menjaga relasi sehat dengan batasan peran yang jelas, sehingga pasangan dapat belajar, membangun kepercayaan diri, dan menciptakan pola hidup optimal bagi keluarga mereka.