Jessie J Mastektomi: Perjuangan Lawan Kanker Payudara & Harapan Sembuh

Top Indo Apps – Penyanyi internasional Jessie J, yang dikenal dengan suara emasnya, baru-baru ini membagikan perkembangan terbaru mengenai perjuangan kesehatannya setelah menjalani prosedur mastektomi. Kabar ini tentu menjadi sorotan bagi para penggemar dan media yang mengikuti perjalanan inspiratifnya.
Beberapa hari pasca-operasi mastektomi tunggal dan rekonstruksi payudara yang melelahkan, Jessie J sempat mengunggah kalimat penuh harapan di Instagram-nya: “Kanker sudah hilang sepenuhnya,” dilengkapi dengan emoji jari bersilang. Unggahan ini, yang mungkin disalahartikan banyak pihak, kemudian ia klarifikasi melalui Instagram Story-nya.
“Untuk semua media dan siapa pun…’kanker sudah hilang’ ini adalah afirmasi positif, bukan fakta,” tegas Jessie, seperti dikutip Kompas.com pada Jumat (27/6/2025). Ia menambahkan bahwa hasil pasca-operasi yang baru enam malam lalu belum ia terima. “Saya berharap ini akan segera menjadi kenyataan, sayangnya perjalanan kanker tidak sesederhana itu,” pungkasnya, menunjukkan realisme yang mengharukan dalam menghadapi penyakit tersebut.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Alami Kanker Payudara? Ini Faktor Risikonya…
Gejala Awal Kanker Payudara yang Dialami Jessie J
Menurut laporan Heart pada Jumat (27/6/2025), penyanyi asal Inggris ini didiagnosis menderita kanker payudara stadium awal pada April 2025. Perjalanan diagnosis ini dimulai dari berbagai gejala yang ia rasakan.
Melalui video siaran langsung di Instagram pada Jumat pagi, Jessie J, sebagai seorang penyintas, menceritakan secara gamblang pengalaman gejala kanker payudara yang ia alami. “Tangan saya selalu terasa kesemutan, saya merasa seperti terkena mastitis di payudara, lengan saya selalu terasa seperti timah (berat atau tebal), saya juga menemukan benjolan,” jelasnya kepada para penggemar. Serangkaian gejala ini, khususnya penemuan benjolan, menjadi pemicu utama bagi Jessie untuk segera mencari penanganan medis dan menjalani pemindaian.
Baca juga: Benarkah Payudara Besar Buat Perempuan Berisiko Alami Kanker Payudara?
Diagnosis Kanker Payudara Ditemukan Melalui Biopsi
Meskipun hasil pemindaian awal menunjukkan kondisi yang tampak baik-baik saja, intuisi kuat Jessie J mendorongnya untuk tidak menyerah. Ia bersikeras menjadwalkan biopsi, sebuah prosedur krusial di mana sampel jaringan diambil untuk dianalisis di bawah mikroskop. Langkah proaktif inilah yang kemudian mengungkap fakta mengejutkan: kanker payudara stadium awal.
“Saya menjalani biopsi sehari setelah ulang tahun saya dan saat itulah mereka menemukan kanker,” kenangnya. Hasil biopsi menunjukkan adanya massa kanker berukuran signifikan, sekitar 4,5 cm. Penemuan ini menjadi titik balik penting dalam perjalanan kesehatan Jessie J.
Baca juga: Panduan Makan untuk Penderita Kanker Payudara
Pengobatan Kanker Payudara Jessie J dan Perjuangan Pasca-Operasi
Jessie J, yang kini berusia 37 tahun, memilih menjalani mastektomi tunggal sebagai metode pengobatan kanker payudara yang ia idap. Keputusan ini diambil setelah hasil tes genetiknya menunjukkan bahwa ia tidak memiliki gen pemicu kanker payudara, sehingga memungkinkan dirinya menghindari mastektomi ganda. “Dulu mastektominya akan dilakukan dua kali, tetapi ketika saya menjalani tes gen, ternyata saya tidak memiliki gen kanker payudara, jadi saya memutuskan untuk hanya menjalani satu kali,” terangnya, menunjukkan keberanian dalam mengambil keputusan medis.
Setelah prosedur pengangkatan sel kanker dari payudaranya selesai, Jessie menghadapi serangkaian tantangan pasca-operasi. Ia mengungkapkan perlunya banyak darah dikeluarkan untuk mencegah pembekuan. “Saya mengalami beberapa gejala, tetapi pengobatanlah yang membuat saya tidak berdaya. Saya hanya berusaha bertahan,” ujarnya, menggambarkan betapa beratnya efek samping yang ia rasakan.
Rasa sakit akibat kerusakan saraf menjadi keluhan utama bagi Jessie. “Rasa sakit akibat kerusakan saraf adalah hal yang paling saya rasakan, ketika mencondongkan tubuh ke depan atau bergerak, rasanya sangat sakit,” tambahnya. Selain itu, ia juga harus berjuang melawan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang membuatnya sulit tidur. Perawatan kanker payudara yang intens ini bahkan memaksanya untuk menghindari menggendong putranya, Sky, yang baru berusia dua tahun, sebuah pengorbanan yang berat bagi seorang ibu.
Baca juga: 6 Cara Mengobati Kanker Payudara yang Perlu Diketahui
Di tengah semua kesulitan ini, Jessie J merasa bersyukur atas curahan dukungan yang tak henti dari keluarga, teman, dan para penggemarnya. Dalam siaran langsung Instagram-nya, ia menyampaikan pesan penuh empati bagi mereka yang juga berjuang melawan “kata C” (kanker): “Bagi siapa pun yang saat ini sedang melawan kata ‘C’ lama, aku bersamamu, aku memelukmu.” Ia menutup pesannya dengan nasihat bijak: “Jika kamu mengalami masa sulit, lakukan dengan caramu sendiri, terima pendapat dan saran orang lain, tetapi kamu harus mendengarkan tubuhmu sendiri, dan periksa payudaramu.” Pesan ini menjadi pengingat penting akan deteksi dini dan pentingnya mendengarkan tubuh sendiri.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Kanker Payudara?
Ringkasan
Penyanyi Jessie J membagikan perjuangannya setelah menjalani mastektomi tunggal dan rekonstruksi payudara. Ia mengklarifikasi bahwa pernyataannya “kanker sudah hilang” adalah afirmasi positif, bukan fakta, karena masih menunggu hasil pasca-operasi. Jessie J didiagnosis kanker payudara stadium awal pada April 2025 setelah mengalami gejala seperti kesemutan tangan, lengan berat, dan menemukan benjolan.
Diagnosis ini terungkap melalui biopsi yang ia desak, meskipun pemindaian awal tampak baik, menunjukkan massa kanker 4,5 cm. Pasca-operasi, Jessie J menghadapi berbagai tantangan termasuk nyeri kerusakan saraf dan efek samping yang melemahkan. Ia bersyukur atas dukungan dan menyerukan pentingnya deteksi dini serta mendengarkan tubuh bagi para pejuang kanker.