Media Vietnam Soroti Kondisi Evan Dimas & Pembinaan Usia Dini

Perjalanan karier Evan Dimas Darmono, mantan kapten Timnas U-19 Indonesia, kini kembali menjadi sorotan. Kali ini, perhatian tidak hanya datang dari publik sepak bola Tanah Air, melainkan juga dari media Vietnam yang secara khusus menyoroti nasibnya usai tak lagi aktif berkarier sebagai pesepak bola profesional.
Keputusan besar telah diambil oleh Evan Dimas. Ia kini mendedikasikan dirinya sebagai pelatih di Sekolah Sepak Bola (SSB). Langkah ini menyusul kiprahnya sebelumnya yang sempat terjun sebagai investor untuk salah satu klub Liga 3, Persiba Balikpapan. Saat ini, SSB Saraswati Nuswantara, yang terletak di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, menjadi wadah bagi Evan Dimas untuk mengembangkan bakat-bakat muda.
Evan Dimas Sudah Jadi Pemilik Klub, Doan Van Hau Masih Sibuk Pencitraan Sembuh dari Cedera
Sebelum transisi ini, kondisi fisik Evan Dimas yang terlihat kurus sempat mengejutkan dan menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar sepak bola Indonesia. Perubahan ini pula yang kemudian menjadi perhatian publik Vietnam, bahkan salah satu media lokal mereka, Soha.vn, mengira Evan Dimas telah pensiun dari dunia sepak bola. “Pensiunnya Evan Dimas membuat banyak penggemar Indonesia patah hati,” tulis Soha.vn. Media tersebut juga menambahkan, “Sebuah video viral memperlihatkan Evan Dimas terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Anak ajaib Indonesia yang pernah dilukai Van Hau kini telah pensiun dan mengajar di sekolah desa.” Lebih lanjut, Soha.vn secara spesifik menyebutkan, “Mantan anak ajaib sepak bola Indonesia, Evan Dimas, yang berada di kursi roda saat final SEA Games 2019, telah pensiun pada usia 30 tahun.”
Bukan tanpa alasan media Vietnam memberikan julukan ‘pemain ajaib’ kepada Evan Dimas. Bakat dan kualitasnya memang sudah terlihat sejak usia 15 tahun, diiringi sederet gelar juara yang berhasil diraihnya. “Sejak 2010, Evan Dimas telah dipuji sebagai anak ajaib sepak bola Indonesia,” ungkap Soha.vn lagi. Mereka merinci prestasinya: “Bermain sebagai playmaker, ia telah bermain untuk tim nasional muda sejak usia 15 tahun, menjadi kapten tim U17 dan U19 Indonesia, memenangkan Kejuaraan Persahabatan Pemuda Internasional HKFA 2012 dan 2013 serta Kejuaraan Asia Tenggara U19 2013.” Bahkan, ia sempat mencetak 5 gol di Kejuaraan AFF U19 2013 dan menjadi pencetak gol terbanyak bagi Timnas U19 Indonesia pada turnamen tersebut.
Dulu Bikin Evan Dimas Duduk di Kursi Roda, Kini Van Hau Harus Pakai Penyangga Tubuh untuk Jalan
Media Vietnam ini juga sangat meyakini bahwa target utama Evan Dimas adalah menjadi pelatih profesional. Keyakinan ini diperkuat dengan fakta bahwa selain memulai dari SSB, Evan Dimas juga telah menolak sejumlah tawaran untuk kembali bermain di klub profesional. “Sebelum menjadi pelatih penuh waktu, Evan memiliki lisensi kepelatihan tingkat C,” tulis Soha.vn melanjutkan ulasannya. “Sekarang, ia sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi untuk mendapatkan lisensi tingkat B.” Hal ini sejalan dengan “tujuan yang jelas untuk membangun sistem pelatihan sepak bola pemuda yang sistematis dan berorientasi.” Dengan demikian, meskipun mendapat beberapa tawaran profesional setelah meninggalkan Persik, Evan Dimas belum menunjukkan niat untuk kembali berkarier sebagai pemain.
Ringkasan
Perjalanan karier Evan Dimas Darmono, mantan kapten Timnas U-19 Indonesia, kini menjadi sorotan media Vietnam setelah beralih profesi. Ia mendedikasikan dirinya sebagai pelatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Saraswati Nuswantara di Tulungagung, menyusul kiprahnya sebagai investor klub Liga 3. Media Vietnam, Soha.vn, bahkan sempat mengira Evan Dimas telah pensiun dari dunia sepak bola karena kondisi fisiknya yang terlihat kurus dan perannya di SSB.
Soha.vn menjuluki Evan Dimas “anak ajaib” karena bakatnya sudah terlihat sejak usia 15 tahun dan sederet gelar juara yang diraihnya bersama timnas muda, seperti Kejuaraan AFF U-19 2013. Media tersebut juga meyakini bahwa target utama Evan Dimas adalah menjadi pelatih profesional, dibuktikan dengan lisensi kepelatihan C yang dimilikinya dan rencananya mengambil lisensi B. Ia juga menolak tawaran untuk kembali bermain, fokus membangun sistem pelatihan sepak bola pemuda yang sistematis.