Politics

Iran Ancam Balas AS: Semua Opsi di Meja!

Jakarta – Dalam tanggapan perdana terhadap serangan militer yang dilancarkan Amerika Serikat (AS), Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa negaranya “menyisakan semua opsi” untuk merespons agresi tersebut.

Mencerminkan sikap tegas negaranya, Araghchi menjelaskan bahwa Iran, berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan ketentuan yang mengizinkan tindakan pembelaan diri yang sah, akan mempertimbangkan segala cara untuk menjaga kedaulatan, kepentingan nasional, dan keselamatan rakyatnya. Pernyataan ini dikutip oleh Iran International dan dilaporkan oleh Mint News.

Ia melanjutkan dengan menuduh bahwa Amerika Serikat, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, telah secara serius melanggar Piagam PBB, hukum internasional, dan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) melalui serangan terhadap instalasi nuklir damai Iran. Tuduhan ini menggarisbawahi klaim Iran bahwa fasilitas yang diserang bersifat sipil dan tidak bertujuan militer.

“Insiden pagi ini sungguh keterlaluan dan dipastikan akan membawa konsekuensi jangka panjang,” ujar Araghchi, menekankan beratnya situasi. Ia juga menyerukan agar setiap negara anggota PBB meningkatkan kewaspadaan terhadap “perilaku yang sangat berbahaya, melanggar hukum, dan kriminal” yang ditunjukkan AS.

Pernyataan tajam dari Abbas Araghchi ini muncul tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa serangan udara Amerika Serikat telah “benar-benar menghancurkan” fasilitas pengayaan nuklir utama Iran. Serangan tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu malam waktu setempat.

Insiden ini menandai eskalasi signifikan dalam ketegangan yang memanas antara Israel dan Iran. Dalam operasi militer tersebut, AS secara spesifik menargetkan tiga lokasi nuklir Iran: Natanz, Isfahan, dan Fordow, yang semuanya diserang pada Sabtu malam waktu Amerika Serikat.

Menurut Trump, tujuan utama di balik serangan tersebut adalah untuk menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan secara efektif menghentikan apa yang ia sebut sebagai “ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh negara sponsor teror nomor satu di dunia.”

Namun, di sisi lain, Iran dengan cepat membantah klaim AS tersebut. Pihak Tehran menyatakan bahwa “tidak ada tanda-tanda kontaminasi” yang terdeteksi di lokasi nuklir utama pasca-serangan, mengisyaratkan bahwa kerusakan mungkin tidak separah yang diklaim Washington.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera menyampaikan ucapan selamat kepada Trump atas operasi militer ini. Netanyahu berpandangan bahwa serangan tersebut akan “membantu memimpin Timur Tengah dan sekitarnya menuju masa depan yang lebih sejahtera dan damai,” mencerminkan dukungan kuat Israel terhadap tindakan AS.

Pasca-serangan AS yang mengguncang Iran, perhatian global kini sepenuhnya tertuju pada bagaimana Tehran akan melancarkan respons balik. Situasi ini menciptakan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan tersebut.

Namun demikian, Trump telah mengeluarkan peringatan keras kepada Iran: “Setiap balasan Iran terhadap Amerika Serikat akan ditanggapi dengan kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang disaksikan malam ini. Terima kasih!” Ancaman ini menegaskan kesiapan Washington untuk eskalasi lebih lanjut.

Secara terpisah, Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) merilis pernyataan sebagai respons terhadap serangan AS. AEOI dengan tegas menyatakan bahwa “sekalipun ada konspirasi jahat dari musuh-musuhnya, dengan upaya ribuan ilmuwan dan pakar yang revolusioner dan termotivasi, Iran tidak akan membiarkan jalur pengembangan industri nasional ini terhenti.” Pernyataan ini, seperti dilaporkan oleh Tehran Times, menggarisbawahi komitmen Iran untuk melanjutkan program nuklirnya.

Pilihan Editor: Hamas dan Houthi Kutuk Serangan AS terhadap Iran

Ringkasan

Amerika Serikat melancarkan serangan udara yang menargetkan fasilitas nuklir utama Iran, termasuk Natanz, Isfahan, dan Fordow, dengan klaim telah menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran. Menanggapi agresi tersebut, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa negaranya “menyisakan semua opsi” untuk membalas. Ia menuduh AS melanggar Piagam PBB dan hukum internasional melalui serangan terhadap instalasi yang diklaim Iran bersifat damai.

Meskipun Iran membantah klaim kerusakan parah, Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan bahwa setiap balasan Iran akan ditanggapi dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Organisasi Energi Atom Iran menyatakan komitmen untuk melanjutkan pengembangan industri nuklirnya meskipun ada serangan. Insiden ini menandai eskalasi signifikan dalam ketegangan, membuat perhatian global kini sepenuhnya tertuju pada respons balik Iran.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button