Sports

Padel: Sejarah, Aturan, dan Alasan Populer di Indonesia

Top Indo Apps – , Jakarta – Olahraga padel telah menjelma menjadi fenomena gaya hidup baru di kalangan masyarakat urban Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Daya tariknya terletak pada sifatnya yang inklusif dan menyenangkan, membuat padel begitu mudah digandrungi oleh berbagai kalangan.

Mengutip laporan Antara pada Selasa, 22 April 202, olahraga padel merupakan perpaduan unik antara tenis lapangan dan squash. Meskipun demikian, padel hadir dengan keunikan tersendiri yang menawarkan pengalaman bermain yang menyenangkan, penuh tantangan, namun tetap ramah bagi pemula.

Berbeda secara signifikan dari tenis, padel umumnya dimainkan oleh dua pasangan (ganda) dalam sebuah lapangan padel tertutup berukuran 10 x 20 meter. Untuk permainan tunggal, ukuran lapangan dapat disesuaikan menjadi 6 x 20 meter. Ciri khas lain dari lapangan padel adalah dikelilingi oleh tembok kaca, mirip dengan arena squash, yang tidak hanya berfungsi sebagai pembatas tetapi juga integral dalam permainan karena bola dapat dipantulkan kembali dari dinding tersebut. Sebuah jaring (net) setinggi 88 cm terbentang di tengah lapangan, memisahkan kedua area pemain.

Raket padel sendiri memiliki karakteristik yang khas; ia tidak bersenar layaknya raket tenis, melainkan berbentuk solid menyerupai bet tenis meja yang diperbesar, lengkap dengan lubang-lubang kecil. Adapun bola yang digunakan dalam olahraga padel sangat mirip dengan bola tenis standar.

Sistem penilaian dalam padel juga mengadopsi pola serupa dengan tenis, yaitu 0-15-30. Aturan fundamental lainnya adalah pemain tidak diizinkan membiarkan bola memantul dua kali di area permainan mereka. Untuk meraih kemenangan, kombinasi kecepatan, strategi cerdas, dan kelincahan menjadi elemen krusial.

Sejarah Olahraga Padel

Kisah olahraga padel bermula pada tahun 1969 di Acapulco, Meksiko, diinisiasi oleh Enrique Corcuera. Terinspirasi dari dinamika permainan squash dan tenis, Enrique Corcuera kemudian berhasil menciptakan sebuah permainan unik yang ia ujicobakan sendiri di lapangan rumahnya, dan menamainya Paddle Corcuera. Ia pun segera memperkenalkan inovasi ini kepada teman-temannya.

Alfonso, salah satu sahabat Enrique, dengan cepat melihat potensi besar dari olahraga ini. Ia kemudian membawa padel ke Spanyol, di mana olahraga ini berkembang sangat pesat dan dengan cepat meraih popularitas sebagai salah satu cabang olahraga terkemuka. Sejak saat itu, popularitas padel terus meluas, menyebar ke berbagai negara di Eropa dan Amerika Latin.

Puncak perkembangannya terjadi pada tahun 1991, ketika Federation International de Padel (FIP) resmi didirikan di Spanyol. Momen ini menandai babak baru bagi padel, yang tidak lagi hanya sekadar olahraga rekreasi, tetapi juga bertransformasi menjadi cabang olahraga profesional dengan penyelenggaraan berbagai kejuaraan internasional.

Perkembangan Padel di Indonesia

Perjalanan perkembangan padel di Indonesia melalui proses adaptasi yang cukup dinamis. Sejak pertama kali diperkenalkan, olahraga padel ini terus menunjukkan peningkatan signifikan, baik dari segi teknik bermain, ketersediaan fasilitas, hingga jumlah pemain yang semakin bertambah.

Di Indonesia, padel kini dikenal sebagai salah satu cabang olahraga modern yang terus berkembang. Berbagai klub dan fasilitas lapangan padel mulai dibuka di beberapa kota besar. Klub-klub padel baru bermunculan, secara aktif menggelar turnamen, sesi latihan bersama, hingga program pelatihan teknik yang komprehensif.

Peran media sosial juga sangat vital dalam mempercepat pertumbuhan olahraga padel di tanah air. Informasi mengenai lokasi bermain, tips dan trik permainan, hingga jadwal turnamen lokal dapat diakses dengan sangat mudah. Tak hanya itu, dukungan dari sponsor dan pemerintah daerah mulai terlihat melalui pembangunan lapangan padel dan fasilitas pendukung lainnya.

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, sebelumnya bahkan telah menyatakan dukungan penuhnya terhadap perkembangan olahraga padel yang semakin masif di tanah air.

“Kemenpora dan federasi PB PI menyambut baik perkembangan ini di mana kita berdiskusi bagaimana olahraga ini kita siapkan menjadi olahraga baru atau pilihan baru untuk tenaga olahraga yang sudah ada,” ujar Menpora Dito dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025, seperti dilansir dari Antara.

Melihat antusiasme terhadap olahraga padel yang terus meningkat, Menpora Dito menyampaikan bahwa ke depan akan dilakukan pembinaan lebih lanjut. Ini termasuk pelatihan bagi pelatih dan wasit, guna menunjang lahirnya atlet-atlet nasional yang mampu bersaing di kancah internasional. Harapan semakin besar mengingat padel dijadwalkan menjadi salah satu nomor yang dipertandingkan pada Olimpiade 2032 di Brisbane, Australia.

Lebih lanjut, Ketua Umum PB Padel Indonesia, Galih Kartasasmita, berharap olahraga padel dapat semakin berkembang pesat di Indonesia dan menjadi salah satu cabang olahraga kebanggaan nasional.

Pilihan Editor: Perbedaan Olahraga Tenis dan Padel

Ringkasan

Padel adalah olahraga perpaduan tenis dan squash yang telah menjadi fenomena gaya hidup baru di Indonesia, dikenal karena sifatnya yang inklusif dan menyenangkan. Permainan ini umumnya dimainkan oleh dua pasangan di lapangan tertutup berdinding kaca berukuran 10×20 meter, menggunakan raket solid tanpa senar dan bola mirip tenis. Sistem penilaian padel mengadopsi pola serupa dengan tenis, dengan aturan bola tidak boleh memantul dua kali.

Olahraga padel berawal dari inisiasi Enrique Corcuera di Meksiko pada tahun 1969, yang kemudian dibawa dan berkembang pesat di Spanyol, hingga Federation International de Padel (FIP) resmi didirikan pada 1991. Di Indonesia, padel terus menunjukkan peningkatan signifikan dengan munculnya klub dan fasilitas baru, didukung penuh oleh Kemenpora. Antusiasme yang meningkat membuat padel diharapkan menjadi salah satu nomor yang dipertandingkan pada Olimpiade 2032 di Brisbane.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button