Perang AS-Iran Picu Nuklir? Rusia Beri Peringatan Keras!

Rusia telah melayangkan peringatan keras kepada Amerika Serikat, mendesak agar tidak melibatkan diri dalam potensi serangan terhadap Iran. Kremlin menegaskan bahwa intervensi AS dapat secara drastis mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah yang sudah tegang.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, bahkan menyoroti dampak serius dari potensi serangan AS, yang disebutnya berisiko memicu bencana nuklir. “Ini akan menjadi langkah yang secara radikal dan akan mengganggu seluruh situasi,” ujar Ryabkov, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Rabu (18/6), menggarisbawahi kekhawatiran Moskow yang mendalam.
Dalam konteks yang serupa, Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri (SVR) Rusia, Sergei Naryshkin, menyatakan bahwa situasi antara Iran dan Israel kini berada pada titik kritis. Senada dengan itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menegaskan bahwa serangan Israel terhadap infrastruktur nuklir Iran sudah dapat dipastikan akan memicu bencana nuklir yang tidak terbayangkan. “Fasilitas nuklir tengah diserang,” tambah Naryshkin, mengungkapkan kekhawatiran tentang target sensitif dalam konflik yang memanas ini.
Lebih lanjut, Rusia juga secara tajam mengkritik dunia internasional, khususnya para aktivis lingkungan, yang dinilai masih bungkam terhadap serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Naryshkin mempertanyakan, “Mana (kekhawatiran) seluruh masyarakat dunia? Di mana semua pencinta lingkungan? Saya tidak tahu apakah mereka berpikir mereka jauh dan gelombang (radiasi nuklir) ini tidak akan mencapai mereka. Baiklah, biarkan mereka membaca apa yang terjadi di Fukushima,” seolah menyerukan refleksi atas potensi dampak yang mengerikan.
Peringatan Rusia ini tidak terlepas dari posisinya sebagai mitra dekat Iran. Kedua negara tersebut pada awal Januari lalu telah menandatangani kemitraan strategis yang komprehensif, termasuk di bidang pertahanan. Hubungan erat ini mendasari kekhawatiran Rusia terhadap setiap tindakan yang berpotensi mengancam sekutunya.
Di sisi lain, Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, pernah menyebut Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebagai “target mudah”, namun menyatakan tidak ingin membunuhnya saat itu. Komentar tersebut disampaikan Trump melalui unggahan di platform Truth, di mana ia juga menuntut Iran untuk menyerah tanpa syarat. Permintaan ini dilontarkan Trump sebagai respons atas pertanyaan mengenai kemungkinan AS bergabung dengan Israel dalam menyerang Iran, menambah kompleksitas dinamika geopolitik di kawasan tersebut.
Ringkasan
Rusia telah melayangkan peringatan keras kepada Amerika Serikat, mendesak agar tidak menyerang Iran karena intervensi tersebut dapat mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menyoroti bahwa potensi serangan AS berisiko memicu bencana nuklir. Senada, Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia Sergei Naryshkin dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova menyatakan serangan terhadap infrastruktur nuklir Iran akan menimbulkan bencana nuklir yang tidak terbayangkan.
Peringatan Rusia ini dilandasi oleh posisinya sebagai mitra dekat Iran, yang telah menandatangani kemitraan strategis komprehensif termasuk di bidang pertahanan. Rusia juga mengkritik dunia internasional, khususnya para aktivis lingkungan, yang dinilai bungkam terhadap serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump pernah menuntut Iran untuk menyerah tanpa syarat, menambah kompleksitas dinamika geopolitik di kawasan tersebut.