Bonding vs Attachment Bayi Baru Lahir: Panduan Lengkap untuk Bunda

Sebagai orang tua baru, Bunda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah bonding dan attachment yang kerap dikaitkan dengan kedatangan Si Kecil. Namun, pernahkah Bunda bertanya-tanya, apa sebenarnya perbedaan fundamental antara kedua konsep penting ini?
Pada intinya, baik bonding maupun attachment sama-sama menggambarkan sebuah hubungan emosional yang mendalam antara Bunda dan bayi. Kendati demikian, terdapat nuansa makna yang berbeda. Attachment memiliki cakupan yang lebih luas dan berfokus pada dinamika dua arah antara Bunda dan Si Kecil. Ini tentang bagaimana Bunda secara konsisten membangun koneksi yang membantu bayi merasa aman, nyaman, dan dicintai seiring berjalannya waktu.
Berbeda dengan attachment yang bersifat timbal balik, bonding lebih terpusat pada pengalaman Bunda. Secara singkat, bonding adalah luapan cinta, kelembutan, dan rasa sayang yang kuat yang Bunda rasakan terhadap buah hati. Perasaan ini bisa saja Bunda rasakan bahkan sejak masa kehamilan, mungkin saat pertama kali melihat gambar USG atau merasakan tendangan lembutnya. Atau bisa juga muncul sesaat setelah Bunda memeluk bayi untuk kali pertama setelah persalinan.
Apa itu attachment?
Dikutip dari Baby Centre, attachment bayi terhadap Bunda mulai berkembang sejak lahir, sebagai respons terhadap cinta, perhatian, dan responsivitas yang ia terima. Oleh karena itu, mengenali dan merespons kebutuhan dasar bayi, seperti pelukan, waktu istirahat yang cukup, dan asupan nutrisi, sangat krusial dalam membangun attachment awal yang aman dan kuat dengan Bunda.
Ikatan positif yang kokoh ini akan terus bertumbuh seiring perkembangan bayi dan menjadi fondasi utama bagi tumbuh kembangnya. Hal ini membantu Si Kecil merasa terlindungi dan aman dari potensi bahaya, memberinya keyakinan untuk menjelajahi dunia.
Secara naluriah, bayi mungkin akan sering ‘menguji’ kekuatan attachment antara dirinya dan Bunda. Si Kecil bisa saja tersenyum, mengoceh, menangis, atau mengulurkan tangan, semuanya untuk mencari respons dari Bunda. Dari lubuk hatinya, ia berharap akan mendapatkan balasan berupa senyuman, kata-kata lembut, sentuhan hangat, atau pelukan erat.
Apabila Bunda memberikan respons dengan peka dan konsisten, Si Kecil akan merasa yakin bahwa Bunda akan selalu ada untuknya. Perasaan aman ini membebaskannya untuk rileks, bermain, dan bereksplorasi dengan percaya diri, karena tahu ada Bunda di dekatnya.
Attachment yang kuat berkontribusi pada kemampuan bayi untuk belajar mengatur pikiran dan perasaannya, serta membangun harga diri yang optimal. Penting untuk diingat bahwa attachment bukanlah proses instan; ini adalah perjalanan yang berkembang perlahan dan semakin mendalam seiring waktu.
Apa itu bonding?
Bonding mencerminkan cinta, perhatian, dan kepedulian yang unik dalam hubungan antara Bunda dan bayinya. Memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Si Kecil umumnya akan memberikan rasa nyaman dan kebahagiaan yang tak terhingga bagi Bunda.
Tanpa disadari, seorang Bunda mungkin sudah merasakan ‘ikatan’ batin dengan bayinya bahkan sebelum Si Kecil lahir. Momen seperti tendangan pertama atau suara detak jantungnya saat di-USG bisa menjadi pemicu awal perasaan ini.
Meskipun demikian, ikatan ini tidak selalu langsung kuat dan memang memerlukan waktu untuk sepenuhnya terbentuk. Bonding bisa terjadi segera setelah lahir, atau kapan saja dalam tahun pertama kehidupan bayi. Faktanya, bonding tidak datang secara otomatis bagi semua orang. Jadi, sangat wajar jika Bunda mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa ‘terikat’ sepenuhnya dengan Si Kecil.
Beberapa faktor juga dapat memengaruhi proses bonding, misalnya stres akibat masalah keuangan, kehamilan yang rumit, atau persalinan yang sulit. Situasi seperti ini seringkali membuat seorang ibu memerlukan waktu lebih banyak untuk pulih secara emosional dan membangun ikatan tersebut.
Mengapa bonding itu penting?
Ilustrasi Bunda dan Si Kecil/Foto: Getty Images/staticnak1983
Dikutip dari Kids Health, bonding sangat krusial bagi bayi baru lahir karena mendukung perkembangan emosional dan psikologisnya. Sebagian besar bayi secara biologis siap untuk menjalin ikatan sejak lahir, namun orang tua seringkali memiliki perasaan yang beragam dan memerlukan waktu yang berbeda-beda untuk merasakan ikatan yang kuat tersebut.
Ada orang tua yang sudah memiliki bonding kuat dalam beberapa menit atau hari setelah kelahiran bayi. Namun, ada pula yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama, bahkan berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Penting untuk diingat bahwa bonding adalah sebuah proses yang bertahap, bukan sesuatu yang terjadi dalam hitungan menit atau harus terwujud dalam waktu tertentu setelah kelahiran. Bagi banyak orang tua, ikatan ini tumbuh secara organik dari interaksi sehari-hari yang sederhana dan berulang.
Apa yang bisa membantu terbentuknya attachment?
Bunda dapat memulai pembentukan attachment dengan aktivitas fisik yang penuh kasih sayang, seperti menggendong, mengayun, atau membelai bayi dengan lembut. Jika Bunda sering menggendong dan menyentuh bayi, Si Kecil akan segera mengenali dan membedakan sentuhan unik dari Bunda.
Bayi, terutama yang lahir prematur atau memiliki masalah kesehatan, mungkin merespons dengan sangat baik terhadap pijat bayi. Aktivitas ini juga bisa menjadi salah satu metode efektif untuk membangun attachment yang mendalam dengan bayi.
Menyusui adalah cara lain yang ampuh untuk membentuk attachment. Bayi merespons positif terhadap aroma tubuh dan sentuhan Bunda, serta bagaimana orang tua menanggapi kebutuhan mereka melalui interaksi ini. Kepekaan Bunda terhadap sinyal-sinyal bayi akan memperkuat ikatan ini.
Bagaimana jika ada masalah?
Jika Bunda merasa belum terbentuk bonding yang diharapkan saat kunjungan pertama ke dokter anak atau bidan, jangan ragu untuk berkonsultasi tentang kekhawatiran ini. Perasaan seperti ini tidak boleh disepelekan, karena terkadang bisa menjadi indikasi adanya depresi pascamelahirkan atau kondisi lain yang memerlukan perhatian.
Apa pun penyebabnya, semakin cepat masalah tersebut dikenali dan ditangani, semakin baik pula hasilnya. Berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang tua baru lainnya, misalnya melalui komunitas atau kelompok dukungan, juga bisa sangat membantu dan mengurangi beban emosional.
Bonding adalah pengalaman pribadi yang kompleks, memerlukan waktu, dan tidak bisa dipaksakan. Seiring waktu, ketika orang tua semakin nyaman dengan rutinitas baru yang sudah stabil, ikatan yang kuat dan mendalam dengan Si Kecil pun akan terbentuk dengan sendirinya, membawa kebahagiaan dan koneksi yang abadi.
Pilihan Redaksi
7 Tips Mengasuh Anak Kembar, Ternyata Jangan Disamakan Bun
Apakah Normal Jika Bayi Baru Lahir Tidur Terus? Ini Penjelasan Pakar
9 Keadaan Bayi Baru Lahir yang Sering Bikin Orang Tua Panik
Ringkasan
Bonding dan attachment sama-sama menggambarkan hubungan emosional mendalam antara Bunda dan bayi, namun memiliki nuansa makna yang berbeda. Bonding adalah luapan cinta dan rasa sayang kuat yang Bunda rasakan terhadap buah hati, seringkali muncul sejak masa kehamilan atau segera setelah persalinan. Berbeda dengan itu, attachment adalah dinamika dua arah yang lebih luas, di mana bayi merasa aman dan dicintai berkat respons konsisten Bunda terhadap kebutuhannya.
Attachment yang kuat menjadi fondasi penting bagi tumbuh kembang bayi, membantunya merasa terlindungi dan percaya diri untuk bereksplorasi. Sementara bonding juga krusial bagi perkembangan emosional dan psikologis bayi, prosesnya dapat bervariasi dan memerlukan waktu berbeda bagi setiap orang tua. Penting untuk berkonsultasi jika ada kekhawatiran, karena ikatan ini berkembang secara bertahap dari interaksi sehari-hari.