Finance

GOTO Diakuisisi Danantara? Ini Jawaban Bos GoTo Soal Isu Tersebut

JAKARTA, KOMPAS.com – CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Patrick Walujo, memilih untuk tidak memberikan komentar lebih lanjut terkait spekulasi yang beredar mengenai potensi akuisisi saham GOTO oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara.

Dalam pernyataannya, Patrick Walujo menegaskan bahwa setiap aksi korporasi yang dilakukan pihaknya selalu didasarkan pada pertimbangan matang demi kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholder) utama. Ini mencakup mitra pengemudi, mitra Gopay, hingga merchant yang menjadi tulang punggung ekosistem GoTo. “Pada saat ini kita tidak bisa berkomentar mengenai spekulasi yang ada di market,” ujar Patrick usai membuka acara Mitra Juara Gojek & Gopay (MJG) di Jakarta, Sabtu (14/6/2025). Ia menambahkan bahwa komitmen ini telah disampaikan pula kepada regulator seperti Bursa Efek Indonesia (IDX) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Spekulasi mengenai keterlibatan Danantara mencuat di tengah kabar potensi merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dengan Grab Holdings. Sebelumnya, Bloomberg pada Minggu (8/6/2025) melaporkan bahwa Danantara sedang menjajaki kemungkinan investasi. Sumber-sumber yang dekat dengan persoalan tersebut menyebutkan, Danantara telah memulai diskusi awal dengan GoTo untuk mengakuisisi saham minoritas, seandainya merger GoTo dan Grab benar-benar terwujud. Rencana investasi ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran pemerintah Indonesia terkait dampak merger, sekaligus membuka peluang bagi pemerintah untuk memiliki sebagian saham di perusahaan teknologi raksasa Asia tersebut.

Kendati demikian, pihak Danantara sendiri telah memberikan klarifikasi. Direktur Pengelolaan Investasi Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, pada Senin (9/6/2025), menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada rencana keterlibatan mereka dalam potensi akuisisi GoTo oleh Grab. Pernyataan ini sekaligus menepis rumor yang beredar di pasar.

Meski demikian, Stefanus Ade Hadiwidjaja menegaskan bahwa Danantara pada dasarnya tetap membuka diri terhadap berbagai peluang investasi. Hal ini sejalan dengan mandat inti mereka, yaitu memperkuat sektor-sektor strategis dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi nasional. “Setiap keputusan investasi dilakukan secara selektif, melalui kajian yang menyeluruh, dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang baik, serta mempertimbangkan potensi imbal hasil yang berkelanjutan bagi negara,” pungkasnya, menunjukkan pendekatan yang cermat dan berorientasi jangka panjang dalam setiap penanaman modal.

Ringkasan

CEO GoTo, Patrick Walujo, memilih untuk tidak memberikan komentar terkait spekulasi akuisisi saham GoTo oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Ia menegaskan bahwa setiap aksi korporasi didasarkan pada pertimbangan matang demi kepentingan pemangku kepentingan dan telah disampaikan kepada regulator. Spekulasi mengenai Danantara ini mencuat di tengah kabar potensi merger antara GoTo dengan Grab Holdings.

Meskipun demikian, Direktur Pengelolaan Investasi Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, telah mengklarifikasi bahwa belum ada rencana keterlibatan mereka dalam potensi akuisisi GoTo oleh Grab, menepis rumor yang beredar. Namun, Danantara tetap membuka diri terhadap berbagai peluang investasi yang selaras dengan mandat mereka, yakni memperkuat sektor strategis dan memberikan kontribusi pada ekonomi nasional.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button